Gadis Mungil di Waktu Malam Hari

 Malam ini hujan begitu deras

Rapalan dia pasti sedang melayang bagi orang-orang yang masih terjaga atau terbangun karenanya. Aku, setelah membuat bayi yang beranjak balita itu yang akhirnya bisa terlelap setelah berbagai drama dilakoni, kini terdiam. Sejenak merenung.

Meresapi tiap bunyi dentingnya hujan di atap rumah dan yang jatuh ditanah, bunyi itu bunyi yang selalu membuatku tak nyaman di kala itu, sejak sekolah bahkan kuliah. Padahal aku suka hujan. Rintiknya, jatuhnya yg tiada pamrih, bahkan suaranya. Tapi berbeda saat di malam hari. Jika hujan di malam hari, aku benar-benar terjaga. Aku tak suka bunyinya, iramanya, suasananya. Terlalu diam, terlalu kelam. Ntah karena malam dan tiada aktivitas orang-orang. Ntahlah, mungkin itu cinta bersyarat.

Tapi kini, malam berhujanku berbeda. Aku tiada lagi khawatir akan suasananya, takut akan suaranya, atau bahkan dinginnya. Kini sudah ada di bayi mungil yang dititipkan Allah. Kadang ketika hujan dan kilat dan Guntur menyambar sunyinya malam, aku peluk gadis mungil ini. Teruntuknya agar ia tak terjaga dan kaget dengan suaranya, teruntukku agarku tenang. Dia gadis mungil yang kini wajah kami kami saling berhadapan, sering kuciumi dalam tidur, sering kubelai karena sayang, saring ku pijat lembut seperti inginnya ketika terjaga. 

Aku sungguh benar-benar tak tahu sebelumnya bahkan kehadirannya begitu memberi energi untukku dan untuknya dengan kepintarannya yang terus bertambah. Aku tak pernah tahu sebelumnya bahwa ia menaklukkan keegoisanku berlahan. Aku tak pernah tahu sebelumnya arti cinta yang sesungguhnya yang dari dulu aku damba selain pada orang tua dan abang-abangku. 

Cinta dan duniaku bersamamu gadis mungilku. Terimakasih membuatku tenang sat hujan di malam hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renang Pakai Rok dan Kaos Kaki So What Gitu Lho

Persembahan Puisi dari Rizky di International Thalassemia Day

opini Ciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat