5 Alasan Kenapa Kamu Sebaiknya Nggak Coret-Coret Baju SMA Setelah Lulus


Mencoret baju selepas pengumuman kelulusan SMA/MA sederajat udah menjadi pemandangan tiap tahun. Katanya sih, hal ini dilakuin sebagai ekspresi rasa bahagia. Yo gimana nggak bahagia, udah tiga tahun sekolah, udah banyak yang dihadapin dan dilakuin. Udah capek belajar. Jadi inilah waktu pelampiasannya, betul begitu?
Wajar kok rasa bahagia itu kamu tunjukkin. Cuma, apa harus nyoret-nyoret baju? Ada cara lain nggak sih?
 
Jadi nih, ada 5 alasan kenapa kamu sebaiknya nggak perlu coret-coret baju bersejarah selama SMA kamu. Apa aja?


Gambar dari Google
1.  Mencoret Baju atau Tidaknya akan Menunjukkan Kedewasaan Pemikiranmu

Kamu udah lulus SMA? Syukur. Kamu udah besar? Pasti. Kamu udah dewasa? Hm.....

Yup. Dewasa. Siapa sih yang mau dibilang masih anak-anak kalau udah SMA? Pasti kaga ada yang mau. Sip, yakin deh semua pada setuju. Soalnya menjadi dewasa itu kan harapan setiap orang.

Jadi, kalau mau dianggap dewasa, berarti cara berpikirmu juga harus dewasa. Gimana sih kedewasaan berpikir? ialah berpikir dengan penuh pertimbangan, dengan matang. Nggak laku lagi sekadar senang, sekadar happy. Harus dipikir juga, ada manfaatnya nggak? Ada untungnya nggak?
Dewasa itu ketika kita berpikir lebih jauh ke depan. Bukan cuma untuk senang-senang sekarang.

Ok, kita coba masuk ke pemikiran kamu yang masih anggap coret baju itu perlu. Baju yang udah dicoret ntar dimuseumkan alias dipajang. Terus beberapa tahun kemudian orang tua lupa dan ambil itu baju dijadiin deh kain lap. Orang tua salah? Yoh, nggak! Malah benar! Kan nggak bisa dipakai lagi. Mending dijadiin kain lap aja deh di rumah. Lebih bermanfaat.

Nah, mengubah cara berpikir harus udah mulai dibiasain. Dewasa nggak muncul dalm satu waktu. Butuh peristiawa2 unik dalam hidupmu dan bagaimana kamu menyikapinya. BiarKarena udah lulus SMA, berarti tandanya kamu udah siap untuk dewasa. So, harus berpikir lebih maju.


Gambar dari Google
2. Baju Kamu masih Bagus, Mending Dikasih ke Orang Lain

Perlu adanya solusi-solusi konkrit dari pemikiranmu. dalam kasus ini, salah satunya dengan menyumbangkan baju. 

Lho, kok malah disumbangin? Kan sayang, soalnya banyak kenangan saat mengenakan baju itu.

Coba pikir-pikir lagi deh, Sob. Kita mudah banget dapat baju, gratisan malah dari orang tua. Di luar sana, jangankan baju sekolah, keinginan untuk sekolah pun harus diurungkan karena nggak punya uang. Lha, daripada kamu coret bajunya setelah itu nggak terpakai, mending disumbangin. Kan lebih bermanfaat. Siapa yang akan tau hanya dgn hal simple seperti ini bisa mengubah dunia orang lain. Yang tadinya mereka putus asa, kini terbitlah harapan yang tinggi. Kembali semangat untuk sekolah. Kalau kamu bisa mengubah hidup orang lain itu KEREN BANGET, lho!

Bayangin, untuk mengembalikan semangat hidup, orang-orang kadang sampai harus cari dokter untuk melakukan terapi. Nah, kamu, cuma kasih baju, tapi udah bikin semangat hidup orang kembali. Sstt... jangan lupa, kalau kita beri kebaikan bagi orang lain, pahala kebaikan mereka juga mengalir ke kita.


 Gambar dari web KKN Unsyiah
3. Coret Baju itu bukan Bentuk Latihan Graffiti atau Mural

Kamu hebat kalau bisa graffit atau mural. Kan lumayan ya bisa belajar latihan. Mana tau berbakat. Bagus sih. tapi bukan pada tempatnya. Bukan untuk baju bersejarahmu! Kalau mau belajar buat graffiti kan bisa di kertas, kalau udah mantep lanjut deh ke dinding. Tapi jangan juga di fasilitas umum, ok? Jangan salah, pintar nge-mural sekarang bisa jadi job pekerjaan. Sst... kembali ke tema, yang pasti bajumu terlalu keren kalau kamu ubah warnanya kayak pelangi kesasar. Manfaatnya cuma sebentar, sekadar memuaskan rasa senangmu pada satu waktu. Tapi nggak bisa memuaskan jiwamu.

Gambar dari Google
4. Coret Baju bukan Wujud Setia pada Teman

Karena teman yang ngajak, jadi ikut ajalah. Karena udah deket banget sama sahabat, ikut ajalah. Ini namanya kompak, jadi aku harus ikut.

Kalau kamu ntar mau lanjut kuliah, nggak mesti sama jurusannya dengan temanmu, kan? Kamu punya impian sendiri, teman kamu juga punya impian sendiri. Proses kesuksesanmu didampingi oleh teman-teman sekitarmu, tapi bukan penentu keputusanmu. Keputusan hidupmu ada di tanganmu sendiri. Kamu sendiri yang memutuskan semua yang kamu lakuin. Termasuk keputusan untuk mencoret-coret baju bersejarahmu. So, silahkan kamu buat keputusan. 


Gambar dari Google

5. Coret Baju bukan Wujud Kesyukuran

Walau kita berhasil lulus SMA, kita juga perlu ingat, semua kemudahan dan keberhasilan karena pertolongan Tuhan. Kalau Tuhan nggak kasih nikmat kesempatan dan kesehatan, kita nggak bakalan berhasil. Kalau bukan karena Tuhan yang menciptakan otak, tangan, serta organ lainnya, kita nggak bakalan  bisa berpikir saat jawab soal, nggak bakalan bisa gerakin tangan untuk nulis jawaban yang benar. Daripada coret baju, mending banyak-banyak bersyukur. Banyak-banyak berdoa. Soalnya satu tahap hidup kamu udah berhasil kamu capai dan tahap hidup berikutnya akan segera kamu lalui. So, mending dipersiapkan dengan baik.

Banda Aceh, 15-5-2015
Amalia Masturah (Kabid PIP PW IPM Aceh, Alumni FIM, FLP Banda Aceh, A3R)

Komentar

  1. terimakasih infonya bermanfaat
    ttp://apotekacemaxs.com/obat-jantung-berdebar-herbal/

    BalasHapus
  2. hadeuh,, main coret2 baju,,
    bangganya karena ngak ketahuan waktu lihat KUNCI
    Bangga berhasil lihat kunci jawaban, bukankah demikian..??

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renang Pakai Rok dan Kaos Kaki So What Gitu Lho

Persembahan Puisi dari Rizky di International Thalassemia Day

Kenapa harus Wisuda?