Ibu yang Mencoba Menyelamatkan Anaknya
Tadi, saat hendak shalat maghrib di musalla Suzuya mall, aku memperhatikan ibu dan anak perempuannya yg juga menuju musalla.
Kami secara bersamaan dengan anaknya mengambil air wudhu. Kulirik ia yg sejak tadi tersungut2 malas menjalankan perintah ibunya. Mulai dari meletakkan sandal dngn rapi, berwudhu, sampai shalat.
Saat masuk ke musalla, kulihat ibunya hanya duduk berselo memegang tas anaknya. Sedangkan sang anak sedang shalat dngn takzim mengenakan mukena berwarna orange.
Oo.. ternyata ibunya menemaninya utk shalat. Bisa ditebak mengapa ibunya tidak turut shalat. Ini adalah hal yang jarang kita lihat.
Umumnya kita terlena dgn kemegahan dan kemewahan yg disuguhkan mall. Sampai lupa akan waktu. Tapi ada seorang ibu yg menghantarkan anaknya utk shalat. Karena ia tau waktu shalat maghrib amat singkat.
Ah, ribetnya itu. Tentu itu yg ada dalam pikiran si anak. Lagi asik2 main atau lagi asik2 makan, ia harus shalat. Meninggalkan aktivitas menyenangkan di mall itu pasti sangat berat. Apalagi bagi anak seusianya yang sekitar 5 atau 6 tahun.
Tapi begitulah pemikiran kita, manusia. Sedangkan dalam kacamata agama, ibunya sedang mencoba menyelamatkan anaknya dari azab dunia akhirat.
Ia Safasna.
Banda Aceh, 4 Juni 2015
Kami secara bersamaan dengan anaknya mengambil air wudhu. Kulirik ia yg sejak tadi tersungut2 malas menjalankan perintah ibunya. Mulai dari meletakkan sandal dngn rapi, berwudhu, sampai shalat.
Saat masuk ke musalla, kulihat ibunya hanya duduk berselo memegang tas anaknya. Sedangkan sang anak sedang shalat dngn takzim mengenakan mukena berwarna orange.
Oo.. ternyata ibunya menemaninya utk shalat. Bisa ditebak mengapa ibunya tidak turut shalat. Ini adalah hal yang jarang kita lihat.
Umumnya kita terlena dgn kemegahan dan kemewahan yg disuguhkan mall. Sampai lupa akan waktu. Tapi ada seorang ibu yg menghantarkan anaknya utk shalat. Karena ia tau waktu shalat maghrib amat singkat.
Ah, ribetnya itu. Tentu itu yg ada dalam pikiran si anak. Lagi asik2 main atau lagi asik2 makan, ia harus shalat. Meninggalkan aktivitas menyenangkan di mall itu pasti sangat berat. Apalagi bagi anak seusianya yang sekitar 5 atau 6 tahun.
Tapi begitulah pemikiran kita, manusia. Sedangkan dalam kacamata agama, ibunya sedang mencoba menyelamatkan anaknya dari azab dunia akhirat.
Ia Safasna.
Banda Aceh, 4 Juni 2015
Komentar
Posting Komentar