Sebelum Air menjadi Mahal
Hari ini hari
World Water Day diperingati tiap tanggal 22 Maret. Ada yang tau kah? Atau kita memang belum pernah dengar sama
sekali. Peringatan hari air sedunia dimulai dari tahun 1993. Dibentuknya hari air
sedunia ini juga untuk menarik perhatian masyarakat dunia akan pentingnya melindungi
air. Kini bukan hanya untuk menarik perhatian, tapi menurut saya sudah sebagai
wujud keprihatinan akan isu-isu pengelolaan air yang tidak tepat. Kita sibuk
memproklamasikan keutuhan sumber alam lain tapi menghiraukan sumber air ini.
“Kan ada sumber
mata air. Kalau ada mata air, berarti air nggak akan habis dong.”
Mungkin kita
pernah mengatakan demikian. Tapi adakah kita perhatikan ketika musim panas,
mata air di sumur menjadi surut? Atau bahkan ada sampai mata air mata hilang,
sumur menjadi kering. Atau juga di suatu tempat yang dahulunya mata air ditemukan
sekitar 5 meter ke dasar bawah tanah, tapi kini harus didapatkan 10-15 meter. Banyak
hal yang menyebabkan demikian, salah satunya pengaruh globalisasi dan penanaman
pohon yang tidak tepat yang membuat daya air menurun.
Air di Indonesia
dominan adalah lautan. Sedangkan air tawar hanya sekitar 2,5%. Sejumlah itulah yang
harus kita bagi rata dengan penduduk Indonesia lebih dari 200juta, untuk minum,
untuk mandi, nyuci, dan kebutuhan lainnya. Sayangnya hanya 20% yang merupakan
air bersih yang dapat diminum. Bagaimana dengan sungai? Sudah setengah
sungai-sungai di Indonesia tercemar, bahkan kalau di Jawa sudah sampai 74% sungai
yang tercemar.
Jika dikatakan
air melimpah mungkin, tapi apakah air yang layak dikonsumsi dan bersih
melimpah? Seperti tidak lagi. Bahkan sebagian ilmuan memperkirakan akan air
suatu hari nanti bisa saja menjadi langka. Jangan tunggu air menjadi sumber
daya alam yang krisis layaknya SDA yang lain, seperti minyak, baru bara, dll.
Krisis air di negeri
kita sudah tampak, seperti krisis air bersih di perkotaan, sungai yang tercemar,
mahalnya harga air. Aneh bukan, kita kata air, tapi mengalami krisis air.
Sekarang aja
coba perhatikan. Di negeri kita berapa perusahaan asing yang memegang andil produksi
air kemasan? Harganya sudah berapa sekarang? Mungkin sekarang masih murah, kita
masih bisa membeli dengan harga Rp500. Tapi ini tidak menutup kemungkinan suatu
saat nanti harga air akan mahal dari
minyak. Saat ini satu galon atau 19 liter air, harganya sekitar Rp28.000. Esok
lusa bisa saja akan lebih mahal.
Wajar aja kalau
perusahaan2 berbondong2 cari mata air dan buat cabang di negeri kita supaya
dapat untung dan uang dari sana. Akibatnya apa, nanti masyarakat kita harus
membayar mahal untuk mendapat 19 liter air yang dalam satu keluarga bisa habis
hanya dalam waktu 2 hari. Kalikan 19 liter ini setiap hari. Bisa saja kita
nanti harus membeli mahal air padahal air berasal dari tanah kelahiran kita.
Wajar saja jika
pak Din Syamsuddin menggugat penjualbelian air. Nah, ini, selain karena air
merupakan sumber alam yang tidak boleh diperjualbelikan yang terdapat dalam
hadist juga karena nantinya air akan menjadi hak kepemilikan. Padahal air
negeri ini harusnya menjadi hak kepemilikan rakyat Indonesia.
Peran kita bersama
Sebelum air
menjadi mahal, sebelum kita menyesal karena sudah menyia-nyiakan air, mari kita
kelola air dengan baik. Tidak membuang sampah ke sungai juga bagian dari
mengelola air, jangan mencemari sungai. Sungai kita masih banyak yang alami. Kan
kita selalu menyanjung wisata alam di negeri ini, salah satunya air terjun dan
sungai.
Tolak keras dan
waspadai jika ada pabrik (pakaian, sepatu, kimia, dll) yang membuang limbah ke
sungai dan mencemarinya. Banyak hal dan kehidupan di sungai air mengalir,
bukan?
Saking banyaknya
kebutuhan kita yang berhubungan dengan air, seperti untuk minum, untuk masak, mandi,
mencuci, dll kita harus menggunakannya secukupnya. Tak baik membuang-buangnya
secara percuma, seperti tidak menutup kran padahal air sudah penuh, cuci
pakaian dengan air secukupnya.
Manfaatkan dan
minum dengan syukur. Yang malas minum, mulai sekarang sering2lah minum. Minum karena
air itu menyehatkan.
Tugas mengelola
air bukan hanya untuk beberapa pihak. Semua orang yang menggunakan air layaknya
juga menjaga air, kita mempunyai peran untuk menjaganya. Menanggapi isu air di
pemerintahan juga perlu. Jangan sampai air kita diperjualbelikan sembarangan.
Banyak yang
mengira bahwa air adalah sumber alam yang melimpah sehingga kadang disepelekan
pemberdayaannya. Padahal ya harus dijaga juga layaknya sumber alam yang lain.
Yuk, pakai air
seperlunya. Alhamdulillah, ya Allah mudah2an tak ada hari kami akan sulit untuk
minum dan membeli air.
Pentingnya
peringatan World Water Day 2014 seharusnya menjadi tonggak awal kesadaran kita
bersama untuk menjaga dan menyelamatkan air. Hemat air, hindari pencemaran air,
penanaman air hujan.
Komentar
Posting Komentar